Aku & dia

sekilas diri terpandang dia

hampir tersungkur menahan kantuk

menahan saja tawa

membiarkan rasa berlalu pergi

risau juga kalau ada terasa di hati

mulut yang kecil itu menguap lagi

tapi jemarinya masih terus menari

banyak curahan rasa barangkali

kelihatan amat kerutan didahi

adakah masih menahan katupnnya sang mata

ku intai di sebalik tirai rambutnya

yang masih bugar tidak seperti si empunya

namun kerlipan alis mata dia

mendamaikan hati yang bergelora

kutenung lama di situ tanpa malu

terpancar sebuah rindu

tapi sayang

rindu itu bukanlah pada diriku

itu sudahku tahu dari dulu

sebermula hati diragut cinta pertama dia

yang membuahkan kesakitan duka

puas juga mencuba

dan riangnya hanya seketika

nanti dia akan kembali dengan nestapa lama

paling dia padaku

menghalau lamunan diri

kusedekahkan senyuman yang penuh rabbani

menghilangkan degup rasa di hati

ku mencuri pandang dia lagi

mendalami persiratan sebuah analogi

diciptaku sendiri

dia zahirku

batinnya adalah aku

lahirnya aku dan dia dalam satu diri yang sama